Apa Itu Wireless Charging? dan Bagaimana Cara Kerjanya?




 Mengenal Apa Itu Wireless Charging

Wireless charging saat ini mempunyai banyak nama. Teknologi pengisian tanpa kabel tersebut disebut juga memiliki beberapa istilah seperti inductive charging maupun cordless charging.

Sebagaimana nama yang dipakainya, teknologi tersebut menawarkan transfer energi listrik dari sumber listrik ke perangkat tanpa koneksi dalam bentuk kabel melalui port micro USB, USB Type-C, atau lightning.

Saat akan mengisi daya perangkat, pengguna dalam hal ini hanya perlu mendekatkannya ke transmiter pengisian daya yang secara umum bisa berbentuk charging pad, stand, maupun station.

Perangkat yang kehabisan daya biasanya cukup diletakkan di atasnya dan setelah itu akan secara otomatis memulai proses pengisian baterai jika transmiter sudah terhubung ke sumber listrik.

Namun sampai di sini, jangan salah sangka dulu. Walaupun jika diterjemahkan memuat istilah “tanpa kabel”, ini bukan berarti bahwa teknologi wireless charging benar-benar bekerja tanpa menggunakan kabel sedikit pun.

Agar bisa bekerja, teknologi tersebut pun tetap membutuhkan kabel seperti pengisian daya konvensional. Hanya saja, terdapat sedikit berbeda karena antarmukanya tak lagi berbentuk sebuah port USB yang perlu dihubungkan secara langsung tetapi berupa komponen transmiter dan receiver.

Oleh karenanya, pengguna tidak perlu mencolokkan kabel ke perangkat melainkan karena cukup mendekatkan transmiter dan receiver ini sampai keduanya mampu menjalin koneksi dan mengirim daya.

Prinsip Kerja Wireless Charging

Pada waktu sekolah, kamu mungkin pernah mendengar istilah “induksi elektromagnetik”, yakni sebuah fenomena timbulnya gaya gerak listrik karena ada perubahan dari fluks magnet di dalam kumparan.

Fluks sendiri bisa dibayangkan seperti garis-garis yang ditimbulkan oleh medan magnet pada sebuah bidang. Sementara itu, gaya gerak listrik merujuk kepada beda potensial di antara kedua kutub yang bisa mengakibatkan muatan listrik mengalir.

Sama seperti generator maupun dinamo, teknologi wireless charging juga memanfaatkan fenomena induksi elektromagnetik ini tetapi bukan untuk membuat sumber listrik melainkan sebagai metode transfer daya.

Wireless charging umumnya memanfaatkan dua buah kumparan dalam hal ini. Yang pertama bertugas sebagai pemancar medan magnet, sementara yang kedua menangkap perubahan fluks untuk memicu gaya gerak listrik.

Untuk menghasilkan perubahan fluks magnet dalam sistemnya, teknologi wireless charging pun tidak menggunakan gerakan mekanis yang secara umum dipakai di dalam generator atau dinamo.

Alih-alih memanfaatkan gerakan benda seperti memutar kumparan, teknologi pengisian daya futuristik tersebut membenamkan sebuah rangkaian elektronik yang bisa menciptakan osilasi (perubahan bolak-balik secara berkala) medan magnet pada transmiter.

Osilasi medan magnet dari transmiter nantinya akan mempengaruhi perubahan fluks di kumparan kedua sehingga gaya gerak listrik pun akan timbul dan bisa mengalirkan muatan listrik ke baterai atau rangkaian di dalam perangkat secara langsung.

Pada industri seluler sekarang ini, kebanyakan perusahaan (termasuk Apple, Asus, Google, HTC, Huawei, LG Electronics, Motorola Mobility, Nokia, Samsung, BlackBerry, Xiaomi, dan Sony) mengaplikasikan teknologi wireless charging melalui sebuah standar yang diberi nama Qi.

Keunggulan Wireless Charging

  • Mudah untuk digunakan karena mereka cukup meletakkan perangkat di atas charging pad
  • Koneksi lebih aman dari permasalahan yang timbul akibat korosi atau hubungan arus pendek dari percikan air di port USB
  • Meminimalisir kesalahan pemasangan seperti port terbalik atau salah kabel
  • Tanpa copot-pasang konektor, teknologi ini memiliki ketahanan yang sangat tinggi

Dengan beberapa kelebihan di atas, teknologi wireless charging sayangnya masih memiliki beberapa kelemahan saat diaplikasikan.

Kelemahan Wireless Charging

  • Membutuhkan komponen khusus, baik di sisi charger maupun perangkat yang akan diisi
  • Dibandingkan dengan pengisian konvensional yang telah mengadopsi fitur fast charging, wireless charging punya kecepatan pengisian daya lebih lambat
  • Biaya adopsi mahal sehingga saat ini lebih sering tersedia di perangkat premium
  • Efisiensi masih sangat kecil yang dapat membuat proses pengisian semakin boros daya listrik
  • Jarak terbatas 4 cm membuat perangkat tidak begitu leluasa untuk digunakan, kecuali pengguna siap mengambil risiko baterai cepat rusak karena lepas-pasang dari charging pad
  • Berdasarkan penelitian, teknologi wireless charging juga menimbulkan panas berlebihan yang tidak baik untuk perangkat

Teknologi wireless charging memang masih sangat terbatas pada saat ini. Namun tidak menutup kemungkinan berbagai macam kelemahan di atas dapat terselesaikan sehingga akan terimplementasi secara masif ke hampir semua pasar selayaknya teknologi pemindai sidik jari atau kamera beresolusi tinggi.

Comments

Popular Posts